Tata busana penari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda
dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan)
yang tampak.
Bagian Tubuh
Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari
beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta
manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher
hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan
terbuka.
Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup
tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias
masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias
dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni
sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.
Baca Juga:
Tari Bondan Tarian Tradisional dari Jawa Tengah ( Asal Usul, Sejarah, dan Pembahasan Lengkapnya)
Bagian Kepala
Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang
disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi
ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena,
(putra Bima) yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta
menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau
ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah
terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an,ornamen ekor
Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang
sekarang ini.
Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna
perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta
ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya.
Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang pada gilirannya memberi
kesan magis.
Bagian Bawah
Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak
bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta
menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak
tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi
ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak
memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu
memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.
Lain-lain
Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah
kipas untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa
satu buah kipas dan hanya untuk bagian-bagian tertentu dalam
pertunjukannya, khususnya dalam bagian seblang subuh.
Baca Juga: