Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Tari Cendrawasih Asal Bali : Sejarah serta Gerakannya

Sejarah

Sebuah tarian yang dikenal sebagai cendrawasih tersebut berasal dari I Gede Manik dan pertama kali ditampilkan di subdistrik Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an, wilayah tersebut adalah tempat asal dari sejumlah tarian, meliputi Trunajaya, Wirangjaya, dan Palawakya. Namun, versi ini memiliki perbedaan yang signifikan dari tarian yang sekarang umumnya ditampilkan.

Penampilan Tari Cendrawasih pada masa sekarang berasal dari koreografi oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang diaransemenkan pada penampilan pertamanya pada 1988. Tari Cendrawasih terinspirasi oleh burung cendrawasih, yang dikenal dalam bahasa Bali sebagai manuk dewata.] Jenis burung tersebut dikenal suka menari dan menyanyi ketika berupaya untuk melakukan perkawinan. Tari Cendrawasih adalah salah satu dari beberapa tari Bali yang terinspirasi oleh burung; tarian lainnya meliputi tari Manuk Rawa dan tari Belibis.

Baca Juga:

8 Unsur Unsur Seni Tari dan Penjelasannya



Koreografer dari penampilan individual diizinkan untuk menginterpretasikan karya mereka sendiri.Tari cendrawasih sering ditampilkan di luar Indonesia ketika mempromosikan budaya Indonesia, seperti di Peru pada 2002, di Galeri Seni Freer di Washington, D.C., pada 2008,Jepang pada 2008, dan Belanda pada 2008.

Sebuah studi pada 2014 menemukan bahwa penampilan tunggal tari cendrawasih dapat membakar 40 kalori, atau 5 kalori per menit ketika menari, dengan detak denyut nadi penari sekitar 157 kali per menit.

Penampilan

Tarian tersebut ditampilkan oleh dua wanita,[3] satu memerankan burung cendrawasih jantan dan satu memerankan betina; tarian tersebut mengambil bentuk dari ritual perkawinan.[10] Para penari dipakaikan dengan hiasan kepala bergaya Pandji.[5]

Tari Cendrawasih
Penari tunggal Cendrawasih, dengan selendang yang digantungkan
Tari Cendrawasih
Penari tunggal Cendrawasih, sedang merentangkan "sayap"


 
Tari Cendrawasih
Dua penari Cendrawasih

 
Keindahan Burung Cendrawasih yang merupakan fauna khas Papua mendorong salah seorang seniman di Bali untuk membuat sebuah tarian indah bernama Tari Cendrawasih.
Tari Kreasi
Salah satu tari kreasi baru dari Bali yang berhasil berkembang dan mendapat pengakuan secara luas adalah Tari Cendrawasih. Sejak dahulu, masyarakat Bali mengenal tari sebagai suatu bentuk ekspresi simbolik, termasuk pesan simbolik dari Tari Cendrawasih ini. Tari ini diciptakan oleh seniman bernama Swasthi Wijaya Bandem.
Dua penari Tari Cendrawasih. Foto: Putri Puspita | Bobo.ID
Dua penari Tari Cendrawasih. 

Perjalanan Cinta Kasih
Burung cenderawasih memang dianggap sebagai burung surgawi yang menjadi simbol perjalanan cinta kasih yang abadi. Gerakan-gerakan alami burung yang hidup di Indonesia bagian Timur itu telah menginspirasi Bandem untuk mengekspresikan sebuah keabadian cinta.
Tari ini dibawakan oleh dua orang gadis yang melenggok dengan gemulai. Melalui tata koreografi yang luwes serta kostum dan aransemen musik yang khas, tari ini berhasil membawa pesan cinta kasih kepada penonton.

Baca Juga:

Unsur Unsur Tari, Contoh Penerapan, dan Penjelasannya


Kostum yang Indah
Salah satu kekhasan yang ada dalam kostum tari cenderawasih adalah pada hiasan kepala yang digunakan para penari. Hiasan kepala para penari berupa makhota berwarna keemasan dengan bagian atas yang terbuka dan sisi depan yang melengkung hingga ke belakang.
Saat ini, Tari Cendrawasih menjadi salah satu tari populer dari Bali. Tidak saja di panggung lokal, tari ini pun berhasil merambah pentas nasional dan bahkan ke tingkat internasional. 

Kostum Tari Cendrawasih. Foto: Putri Puspita | Bobo.ID 
Kostum Tari Cendrawasih

Beberapa gerakan tidak ditampilkan dalam bentuk tarian Bali lainnya.

Searches related to Tari Cendrawasih Asal Bali
  • keunikan tari cendrawasih
  • tata busana tari cendrawasih
  • kostum tari cendrawasih
  • properti tari cendrawasih
  • ciri khas tari cendrawasih
  • pola lantai tari cendrawasih
  • iringan musik tari cendrawasih
  • perkembangan tari cendrawasih

Post a Comment