Fungsi Nafiri Alat Musik tradisional. Nafiri
adalah merupakan sejenis alat musik tradisional yang berasal dari
kepulauan Riau di pulau Sumatera yang mana bentuknya mirip dengan
terompet. Selain sebagai alat musik, nafiri juga digunakan sebagai alat
komunikasi bagi masyarakat Melayu terutamanya untuk menginformasikan
tentang adanya bencana, dan berita tentang kematian.
Pada zaman kerajaan dulu, nafiri digunakan sebagai alat
untuk menyatakan peperangan terhadap kerajaan lain. Selain itu juga,
nafiri digunakan untuk memberitakan tentang kematian raja, diangkatnya
raja. Alat ini juga digunakan untuk mengumpulkan rakyat, agar mereka
segera datang ke alun-alun istana untuk mendengarkan berita atau
pengumuman dari rakyat mereka. Oleh karena itu, alat ini dijadikan
sebagai barang pusaka kerajaan.
Fungsi Alat Musik Tradisional Nafiri
- Pengiring tarian tradisional, tari Inai, tari Jinugroho dan tari Olang.
- Sebagai alat musik yang utama di dalam musik robat yang merupakan musik yang dimainkan di lingkungan masyarakat.
- Sebagai melodi yang digunakan untuk menentukan gerakan-gerakan silat.
- Untuk penobatan raja-raja ketika Riau masih berbentuk kerajaan-kerajaan serta bangsawan.
- Tanda terhadap terjadinya peperangan, bencana, dan kematian.
- Alat yang digunakan sebagai penanda spiritual untuk memanggil dewa, roh, atau arwah nenek moyang.
Bentuk Alat Musik Tradisional Nafiri
Alat musik ini Terbuat dari kayu yang berukuran 25 sampai 45 cm. Antara
batang dengan dan tempat tiupnya diberi batas yang terbuat dari
tempurung kelapa. Nafiri menggunakan semacam lidah yang terbelah dua
terbuat dari daun kelapa yang muda atau ruas bambu yang sudah kering.
Lidah tersebutlah yang disebut dengan vibrator yang akan mengeluarkan
suara atau bunyi-bunyian. Lubang jari ada tiga buah yang besarnya
kira-kira sebesar biji jagung untuk mengatur tinggi rendahnya nada. Pada
bagian pangkalnya diberi sambungan berbentuk seperti bujur telur yang
terpotong dan berongga untuk membuat volume yang dikeluarkan lebih
besar. Musik yang dikeluarkan terdengar seperti meronta-ronta daripada
melodi yang jelas untuk didengar.
Sepotong kayu yang telah dikerat menurut ukuran yang dikehendaki ditoreh
besar dipangkalnya sehingga bentuknya mirip dengan telur yang sudah
dipotong bagian ujungnya. Kemudian diberi bebatang, proses tersebut yang
disebut dengan balan atau bakal nafiri. Kemudian balan tersebut
diperhalus dengan menggunakan pisau raut dan digesek untuk dihaluskan
dengan daun trap atau kelopak bunga sukon yang hanya ditemukan didaerah
sumatera. Kemudian dilubangi dengan menggunakan gurdi kecil dan pahat,
hal tersebut akan membuat nafiri tersebut berongga dengan tebal kulitnya
kurang lebih setengah centimeter. Pada batang nafiri dibuat
lubang-lubang jari dengan menggunakan besi yang dipanaskan. Cara
memainkan dan membuat Nafiri diturunkan secara terus menerus dari
generasi ke generasi oleh masyarakat Melayu Riau.