Tari kipas adalah salah satu tari tradisional Indonesia
yang berasal dari budaya masyarakat Gowa di Sulawesi Selatan. Lebih
lengkap, tari ini bernama Tari Kipas Pakarena. Pakarena berasal dari
kata “Karena” yang berarti main, menunjukan bahwa dalam tarian ini
penari akan mempertunjukan kelihaiannya memainkan kipas-kipas di
tangannya.
Jika dilihat sekilas, tari kipas pakarena mirip dengan tari
kipas khas Korea yang bernama Buchaechum. Namun jika diteliti lebih
dalam lagi, keduanya memiliki banyak sekali perbedaan dan tidak saling
berhubungan satu sama lain mulai dalam hal tema dan makna filosofis,
gerakan, musik pengiring, hingga sejarah perkembangannya.
Tari Kipas Pakarena
Tidak ada yang tahu persis bagaimana sejarah tari kipas pakarena
dimulai. Namun, sebagian masyarakat Gowa percaya, tarian ini berasal
dari sebuah kisah perpisahan antara penghuni khayangan (boting langi)
dan penghuni bumi (lino) di masa silam.
Dalam sebuah legenda Gowa, disebutkan bahwa dahulu ada
beberapa penghuni khayangan yang turun ke bumi untuk mengajarkan
bagaimana cara bertanam, beternak, dan berburu pada para penghuni bumi.
Setelah tugasnya selesai, mereka kemudian kembali pulang ke khayangan
dan membuat penduduk bumi merasa sedih. Tari kipas pakarena adalah wujud
kesedihan dan kerinduan penduduk bumi pada penghuni khayangan yang
telah dengan tulus mengajarkan mereka cara bertahan hidup.
Baca Juga:
Sejarah, Gerakan, Penjelasan Tari Remo Banyuwangi
1. Tema dan Makna Filosofi
Terlepas dari sejarah dan mitos munculnya tari kipas Pakarena tersebut,
secara umum tarian ini sendiri memiliki makna yang sangat dalam tentang
bagaimana sikap hidup masyarakat Gowa. Penarinya yang hanya berasal dari
kaum perempuan membawakan gerakan-gerakan yang menggambarkan ekspresi
kesantunan, kesetiaan, kelembutan, kepatuhan dan sikap hormat seperti
yang dimiliki wanita Gowa pada umumnya. Sementara para pria yang
bertugas menabuh alat musik untuk mengiringi tarian dengan
gerakan-gerakan cepat menunjukan bahwa laki-laki Gowa adalah laki-laki
yang kuat mental, pemberani dan tangguh.
Dari makna filosofis tersebut dapat disimpulkan bahwa selain dapat
menjadi sarana hiburan rakyat, tari kipas pakarena juga dapat menjadi
simbol kehidupan masyarakat Gowa secara umum.
2. Gerakan Tari Kipas
Gerakan tari kipas sebetulnya terbilang santai dan lemah lembut. Akan
tetapi ketika seseorang hendak menjadi penarinya, ia haruslah dalam
kondisi yang prima. Pasalnya meski dapat dilakukan dengan santai,
pertunjukan tari yang dilakukannya harus dalam durasi yang cukup lama,
yakni sekitar 2 jam.
Gerakan tari kipas sendiri juga sarat dengan nilai-nilai filosofis.
Tarian tradisional ini diawali dan diakhiri dengan posisi duduk sebagai
simbol penghormatan dan kesantunan para penari pada para penonton. Ada
pula gerakan memutar searah jarum jam yang menjadi simbol siklus
kehidupan manusia. Kemudian gerakan naik turun menyimbolkan kehidupan
manusia yang tidak stabil, naik dan turun. Serta larangan bagi penari
yaitu mengangkat kakinya terlalu tinggi dan membuka matanya dengan
lebar. Larangan tersebut utamanya berkaitan dengan norma kesopanan.
Nah, selengkapnya tentang gerakan-gerakan tari kipas, Anda bisa menyaksikan video yang telah kami sematkan berikut ini.
3. Iringan Tari
Sama dengan kebanyakan tari tradisional lainnya di Indonesia, tari kipas
pakarena asal Gowa juga diiringi dengan bunyi tetabuhan sebagai musik
pemandu. Alat musik yang dimainkan adalah Gondrong Rinci. Gondrong Rinci
adalah seperangkat alat musik tradisional
yang terdiri dari beberapa buah gendang (gandrang), suling, dan
instrumen lainnya. Godrong Rinci sendiri dimainkan oleh 4 sd 7 orang
pria.
4. Setting Panggung
Tari kipas kerap dimainkan oleh 5 orang penari wanita. Hanya saja
sebetulnya tidak ada aturan baku yang mengatur berapa jumlah penari yang
boleh berada di atas panggung. Kadang kali, penari sendiri bisa
berjumlah hingga 10 orang. Jumlah tersebut belum termasuk para penabuh
alat musik yang berada di samping kanan atau kiri panggung.
5. Tata Rias dan Tata Busana
Para penari wanita dirias sedemikian rupa agar terlihat semakin cantik. Mereka mengenakan kostum khusus yaitu pakaian adat Sulawesi Selatan
yang bernama baju bodo dengan aksesoris pelengkap lainnya. Sementara
para penabuh alat musik menggunakan busana seragam yaitu baju bella
dada.
6. Properti Tari
Sesuai namanya, properti utama yang digunakan dalam pertunjukan tari
kipas pakarena adalah kipas tangan berukuran besar. Masing-masing penari
memegang 2 buah kipas di tangan kanan dan kirinya. Warna kipas sendiri
umumnya adalah warna cerah, seperti merah, kuning, putih, atau ungu.
Searches related to Tari Kipas Pakarena Asal Sulawesi Selatan
- gerakan tari kipas pakarena
- ragam gerak tari kipas
- properti tari kipas pakarena
- arti tari kipas
- busana tari kipas
- makna tari kipas
- fungsi tari kipas
- kostum tari kipas