Fungsi Alat Musik Djembe atau Jimbe. Ini adalah
merupakan alat musik perkusi asal Afrika Barat yang cara memainkannya
dengan cara dipukul menggunakan tangan kosong. Alat perkusi ini
dimainkan oleh lintas kalangan, dari mulai anak-anak hingga dewasa.
Salah satu hal yang unik dari alat musik ini adalah dalam pola-pola
ritme permainannya, ada yang konstan, ada yang ditabuh hingga
bergemuruh, berbunyi tajam, bahkan dapat berbunyi sangat treble dan
gaduh yang seolah-olah dapat membangkitkan energi spiritual dari
ritual-ritual primitif masa lalu. Ada banyak nama untuk alat musik
berjenis seperti ini, di antaranya sangba, yimbei, jimberu, bata, tapoi
dan lainnya. Masing-masing dari alat musik ini dimainkan oleh sekelompok
orang-orang ataupun suku-suku yang berbeda pula.
Di Negara Mali, Djembe atau Jimbe dipergunakan hanya pada malam hari
untuk berbagai perayaan, misalnya menyambut bulan purnama, datangnya
musim semi, musim panas, musim panen, musim dingin, perkawinan,
pembaptisan dan lain sebagainya.
Cara Pembuatan alat Musik Djembe atau Jimbe
Konon nama djembe diambil dari pohon djem yang banyak ditemukan di Mali,
Afrika. Pohon Djem adalah merupakan bahan dasar untuk membuat Djembe,
setelah pohon ditebang batang pohon tersebut dibentuk menyerupai piala,
lantas dilubangi, dan diukir sedemikian rupa. Konon menebang pohonnya
pun dibarengi dengan ritual khusus dan tentunya menggunakan kayu dari
pohon djem pilihan.
Cara Pembuatan alat musik Djembe atau Jimbe Hal Pertama yang dilakukan
adalah mengukur panjang kayu dan dipotong sesuai ukuran, Setelah
dipotong sesuai ukuran selanjutnya bagian kayu luar dihilangkan dengan
cara dikelupas menggunakan pisau besar sampai bagian putih kayu
terlihat. Setelah itu proses pembubutan dalam proses ini memerlukan
tenaga yang cukup besar dan diharuskan sudah terampil dalam membentuk
kayu sesuai dengan bentuk jimbe. Setelah kayu sudah membentuk jimbe
kemudian keringkan dibawah sinar matahari. Proses selanjutnya yaitu
menghaluskan permukaannya dengan cara diamplas. Setelah itu maka
dilakukan proses pemotifan pada jimbe.
pemasangan tali dan kulit. Prosesnya memang agak rumit jika kita pertama
kali melihat, tapi proses perakitan ini masih mudah untuk dipelajari
oleh semua orang, karena intinya hanyalah teliti dan telaten. Untuk
mengunci dan menyambungkan tali dengan kulit yaitu menggunakan besi yang
melingkar sesuai diameter jimbe. Tali yang digunakan adalah tali sepatu
dan tali alpin/rasta. Dan kulitnya berasal dari kulit sapi maupun kulit
kambing. Ketika sudah selesai proses merakitnya, kemudian dijemur
sebentar agar kulitnya kering dan akhirnya jadilah kendang jimbe yang
dibuat melalui banyak proses yang tidak mudah.
Membran sebagai sumber bunyinya bisa menggunakan kulit kambing, kerbau
ataupun antelop. Teknik merenggangkannya pun khusus, setelah melalui
proses pengeringan yang cukup membran atau kulit tersebut diikatkan
kencang dengan tali di selingkar badan kayunya. Di Amerika, Belgia,
Jerman, Perancis dan di beberapa negara lainnya terdapat sekolah djembe,
yang mendatangkan guru-guru langsung dari negara asalnya. Semoga
Indonesia sudah ada sekolah jimbe, di karenakan aktifitas “djembe fola”
telah menyebar di pelosok negeri ini.