Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Tari Pontanu Tarian Tradisional Dari Sulawesi Tengah

Cintaindonesia.web.id - Tarian ini merupakan tarian tradisional yang menggambarkan para penenun di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Namanya adalah Tari Pontanu.

Apakah Tari Pontanu itu?

Tari Pontanu adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Tarian ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun Sarung Donggala, yaitu jenis sarung yang khas dari daerah Donggala. Tari Pontanu merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tengah, khususnya di daerah kabupaten Donggala. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata.

Asal Mula Tari Pontanu

Tari Pontanu ini merupakan tarian yang terinspirasi dari aktivitas para penenun sarung tradisional di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Daerah Donggala sendiri merupakan daerah yang sejak dulu terkenal dengan produksi kain sarungnya yang khas serta memiliki motif dan warna yang indah. Dalam bahasa Kaili sarung Donggala biasa disebut dengan Buya Sabe.

Kain sarung ini dulunya masih diproduksi dengan cara tradisional, yaitu dengan cara ditenun dan proses tenun ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Dari sinilah Tari Pontanu dibuat, tarian ini diciptakan sebagai apresiasi terhadap para penenun sarung dan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas akan kain sarung khas Donggala ini.

Makna Dan Fungsi Tari Pontanu

Kata “Pontanu” yang dalam bahasa setempat memiliki arti “Menenun”, sehingga tarian ini juga bisa diartikan sebagai tarian penenun. Sesuai dengan namanya tersebut, Tari Pontanu ini dapat dimaknai sebagai wujud apresiasi terhadap para penenun sarung di Donggala. Selain itu tarian ini juga berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan kain sarung khas Donggala kepada masyarakat luas.

Pertunjukan Tari Pontanu

Tari Pontanu ini biasanya ditampilkan oleh para penari wanita. Jumlah penari Tari Pontanu ini biasanya terdiri dari 4 orang penari atau lebih. Dengan dibalut busana khas, penari menari dengan gerakannya yang khas dan diiringi oleh alunan musik tradisional. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan para penenun yang sedang menenun dan dikombinasikan dengan gerakan seni tari yang khas.  Untuk gerakan dalam Tari Pontanu ini biasanya lebih didominasi dengan gerakan tangan yang lembut dan gerakan kaki menyilang.

Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan. Kemudian di tengah-tengah pertunjukan penari menari dengan gerakan seperti menenun. Pada babak akhir biasanya diakhiri dengan membentangkan sarung khas Donggala yang dibawa masing-masing penari dan dipertunjukan kepada penonton. Sarung tersebut biasanya juga dimainkan seperti dikibarkan layaknya bendera.

Pengiring Tari Pontanu

Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional Sulawesi Tengah seperti Ngongidan Ganda. Ngongi sendiri merupakan jenis alat musik seperti Gong, sedangkan Ganda merupakan jenis alat musik seperti Gendang. Untuk irama yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan gerakan para penari sehingga terlihat selaras.

Kostum Tari Pontanu

Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya merupakan busana adat. Pada busana atasan biasanya menggunakan baju longgar tanpa lengan yang disebut dengan Baju Nggembe. Sedangkan untuk bawahannya menggunakan sarung khas Donggala yang disebut dengan Buya Sabe. Untuk aksesoris penari biasanya menggunakan Dali Taroe (anting), Polosu Unte(tusuk konde), dan Ponto (gelang). Selain itu, penari juga mengenakan sarung tambahan yang dilipat-lipat dan diselipkan pada bagian pinggang. Sarung ini nantinya digunakan untuk menari di bagian akhir tarian.

Perkembangan Tari Pontanu

Dalam perkembangannya, Tari Pontanu masih terus dilestarikan dan dikembangkan di daerah Sulawesi Tengah, khususnya daerah Donggala. Tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pertunjukan seni, festival budaya, bahkan promosi pariwisata. Dalam perkembangannya, berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan disetiap pertunjukannya. Hal ini dilakukan agar lebih menarik namun tidak menghilangkan ciri khasnya.





Patut Kamu Baca:

Post a Comment