Asal usul dan perkembangan alat musik tradisional gendang
Alat musik gendang berasal dari – Gendang merupakan alat
musik tradisional yang dimain dengan cara dipukul seperti halnya
perkusi. Gendang terbuat dari kayu dengan selaput (membran), dan gendang
juga dibagi beberapa bagian, gendang kecil disebut rebana, gendang
sedang dan besar disebut redap. Untuk membunyikan gendang, cukup
menggunakan tangan ataupun alat pemukul gendang.
Dalam sejarah alat musik gendang, alat musik gendang telah dikenal di
Jawa sejak pertengahan abad ke-9 Masehi dengan banyak nama seperti
padahi, pataha, murawaatau muraba, mrdangga, mrdala, muraja, panawa,
kahala, damaru dan kendang.
Penyebutan gendang dengan berbagai nama dalam sejarah alat musik gendang
menunjukan adanya berbagai macam bentuk, ukuran juga bahan yang
digunakan. Seperti gendang berukuran kecil yang ditemukan dalam arca
yang dilukiskan sedang dipegang oleh Dewa, gendang tersebut dikenal
Damaru. Dalamrelief-relief candi dapat dilihat bukti keberadaan dan
keanekaragaman gendang. Seperti di Candi Borobudur, dilukiskan
bermacam-macam bentuk gendang, silndris langsing, bentuk tong asimetris,
dan bentuk kerucut. Kemudian dalam sejarah alat musik gendang juga
ditemukan dalam candi-candi yang lainnya seperti di Candi Siwa di
Prambanan, Candi Tegawangi dan juga Candi Panataran.
Sejarah alat musik gendang berlanjut, Jaap Kunst menyatakan ada kesamaan
antara sumber tertulis di Jawa Kuno dengan sumber tertulis di India.
Dan hal inimembuktikan bahwa telah terjadi kontak budaya antara keduanya
dalam bidang seni. Namun,dalam sejarah alat musik gendang, tidak dapat
disimpulkan bahwa gendang Jawa mempunyai pengaruh dari India. Ini karena
jenis alat musik membranofon ini diperkirakan sudah ada sebelum adanya
kontak budaya dengan India. Seperti di zaman Perunggu telah dikenal
adanya “Moko” dan “Nekara”, dan Nekara di zaman tersebut digunakan
sebagai genderang.
Sejarah alat musik gendang berlanjut, ada jenis alat musik lain yang
bunyinya berasal dari selaput kulit, seperti “Bedug” dan “Trebang”.
Istilah bedug dapat dijumpai dalam kitab yang lebih muda yaitu “Kidung
Malat”. Dalam Kakawin Hariwangsa, Ghatotkacasraya dan Kidung
Harsawijaya, instrumen tersebut dikenal dengan istilah “Tipakan”. Tidak
hanya itu, ada juga yang dikenal dengan istilah “Tabang-tabang” dalam
kitab Ghatotkacasraya dan kitab Sumanasantaka, yang kemungkinan
berkembang menjadi Tribang.
Dalam sejarah alat musik gendang, dilihat dari ukurangnya gendang dibagi
menjadi beberapa jenis. Ada gendang atau kendang yang berukuran kecil
disebut dengan “Ketipung”, lalu ada gendang atau kendang yang berukuran
sedang disebut dengan kendang “Ciblon” atau “Kebar”. Sedangkan gendang
atau kendang yang berukuran besar, yang merupakan pasangan dari
ketipung, dinamakan dengan kendang gedhe atau biasa disebut dengan
“kendang kalih”. Dalam sejarah alat musik gendang, terdapat gendang atau
kendang yang khusus digunakan untuk pewayangan yaitu “Kendang Kosek”.
Untuk para pemain musik gamelan yang profesional, gendang atau kendang
merupakan alat musik yang dimainkan dengan menggunakan naluri, sehingga
apabila kita mendengarkan pemain gendang tersebut memainkan gendang, ada
perbedaan nuansa bunyi, dan itu semua tergantung kepada orang yang
memainkannya.
Yang pertama kali menemukan Gendang
Bagaimana kisah lahirnya kendang/drum? Manusia di peradaban awal
memiliki kebiasaan memukul-mukul benda sekitarnya untuk mengekspresikan
kegembiraan, misalnya saat berhasil menangkap binatang buruan.
Dalam ekskavasi di berbagai wilayah di dunia ditemukan kendang/drum
tertua dari masa neolitikum. Misalnya, yang di Moravia diduga dari tahun
6000 SM. Bentuknya amat sederhana berupa sepotong batang kayu berongga
yang ujungnya ditutup kulit reptil atau ikan. Alat itu dibunyikan dengan
cara ditepuk.
Pada masa peradaban berikutnya, muncul kendang/drum kayu dengan kulit
binatang. Stik pukul pun mulai dipakai. Ini ditunjukkan oleh artefak
dari Mesir kuno (4000 SM).
Tahun 3000 SM dikenal frame drum raksasa di kalangan bangsa Sumeria kuno
dan Mesopotamia. Selanjutnya, drum “menggelinding” ke Afrika dan Yunani
sekitar tahun 2000 SM. Drum serupa jam pasir tampak pada relief
Bharhut, relief candi India tertua, dari abad 2 SM. Pada masa bersamaan
drum muncul di Romawi. Bahakan Romawilah yang pertama kali menggunakan
drum sebagai pengobar semangat pasukan perang.
Tahun 600-an Persia mengenal genderang pendek dari tanah liat. Lalu
genderang itu mulai dibuat dari logam, terkadang kayu. Genderang itu pun
menyebar ke Eropa, Afrika, dan Asia. Karena dibuat dari tembaga dan
berbentuk ketel sup, namanya pun jadi kettle drum atau timpani.
Abad XIII timpani menunjukkan peran penting dalam musik Eropa. Karena
bunyi gemuruhnya bak geledek, sekitar dua abad kemudian bangsa Inggris
juga memanfaatkan timpani di bidang ketentaraan. Gunanya sebagai penanda
waktu, aba-aba serangan, dan membuat musuh grogi.
Saat menjelajah dunia tahun 1500 bangsa Eropa membawa drum ke Amerika.
Maka, cara pakai bangsa Inggris pun menyebar. Tak ayal tahun 1800-an
pasukan militer di berbagai negara mulai mempelajari dan menggunakan
drum dalam pasukan. Malah ada terobosan baru berupa parade musik pasukan
drum bandtahun 1813 di Rusia. Itulah salah satu tonggak munculnya drum
band.
Keinginan memperkaya musik drum sudah ada sejak 1550. Namun, baru tahun
1935 para pencinta musik di AS mewujudkannya. Drum pun tak lagi muncul
tunggal. Seperangkat drum biasanya terdiri atas genderang bas, genderang
senar, genderang tenor, dan simbal. Malah tahun 1970-an muncul drum
listrik, yang kualitas bunyinya tak beda dengan gendang, timpani, atau
drum akustik.
Fungsi alat musik gendang
Fungsi gendang yaitu sebagai penentu tempo pada musik untuk mengiringi
tarian atau silat, gendang juga dipakai untuk mengiringi arak-arakan
penganten, upacara menyambut tamu, bahkan gendang juga digunakan sebagai
alat musik utama dalam proses rekaman lagu dangdut selain suling.
Jenis-jenis gendang
- Kendang yang kecil disebut ketipung
- Kendang sedang disebut kendang ciblon/kebar.
- Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
- Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.
- Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang
sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai
naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang
lain maka akan berbeda nuansanya.
Bahan dan Pembuatan gendang
Kendang yang baik biasanya terbuat dari bahan kayu nangka, kelapa atau
cempedak. Bagian sisinya dilapisi kulit kerbau dan kambing. Kulit kerbau
sering digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan
bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan
luar yang memancarkan ketukan bernada tinggi).
Terdapat tali pengikat kulit yang berbentuk “Y” atau tali rotan. Tali
tersebut dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar.
Untuk menaikkan nada suara dapat mengencangkan tarikan kulitnya.