Cintaindonesia.web.id - Terletak
bersebelahan dengan Telaga Warna, ada sebuah telaga yang juga mempunyai
arti tersendiri bagi masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Masyarakat di
sekitar memberikan nama pengilon pada telaga ini. Walaupun
terletak berdekatan, bahkan pada salah satu sisi juga terlihat hampir
menyatu, kedua telaga yang terbentuk dikarenakan letusan Gunung Prahu
Tua ini mempunyai beberapa perbedaan.
Perbedaan pertama ada pada warna permukaan air. Jika pada Telaga Warna terkenal dikarenakan pemukaan airnya yang berwarna-warni, pada air di Telaga Pengilon akan terlihat berwarna cokelat bila dilihat dari kejauhan. Namun berjalanlah mendekat, akan diketahui bahwa warna cokelat tersebut merupakan warna lumpur di bagian dasar telaga, sementara air telaga sangat jernih.
Perbedaan kedua ada pada kandungan belerang. Jika pada air di Telaga Warna mempunyai kandungan belerang yang sangat tinggi, pada air di Telaga Pengilon tidak mengandung belerang, kalaupun ada, hanya dalam tingkat yang sangat rendah. Karenanya, masyarakat sekitar sering memakai air dari telaga ini untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, masyarakat sekitar mempunyai beberapa kepercayaan terkait dengan Telaga Pengilon. Didalam bahasa Jawa, kata “pengilon” artinya berkaca. Hal tersebut karena air di telaga ini sangat jernih, sehingga saat menatap ke permukaan telaga, bisa terlihat bagian dasarnya. Nama “pengilon” yang disematkan pada telaga ini juga dikaitkan dengan kepercayaan yang beredar di masyarakat. Bila ada orang yang mempunyai niat jahat, maka bayangannya di permukaan air ini akan terlihat buruk. Namun sebaliknya, jika ada orang yang mempunyai niat baik, maka bayangannya di permukaan air ini akan terlihat indah.
Kondisi air di telaga ini pun mempunyai arti bagi masyarakat sekitar. Jika air di telaga ini menjadi keruh, maka masyarakat sekitar percaya jika akan ada wabah penyakit yang akan menyerang.
Telaga Pengilon terletak di dalam Taman Wisata Alam Telaga Warna. Di area seluas 39,6 hektare ini, ada 2 (dua) telaga dan sebuah kompleks pertapaan. Kawasan ini dibuka dari jam 06.00 WIB hingga jam 18.00 WIB, dengan tiket masuk seharga Rp6.000.
Perbedaan pertama ada pada warna permukaan air. Jika pada Telaga Warna terkenal dikarenakan pemukaan airnya yang berwarna-warni, pada air di Telaga Pengilon akan terlihat berwarna cokelat bila dilihat dari kejauhan. Namun berjalanlah mendekat, akan diketahui bahwa warna cokelat tersebut merupakan warna lumpur di bagian dasar telaga, sementara air telaga sangat jernih.
Perbedaan kedua ada pada kandungan belerang. Jika pada air di Telaga Warna mempunyai kandungan belerang yang sangat tinggi, pada air di Telaga Pengilon tidak mengandung belerang, kalaupun ada, hanya dalam tingkat yang sangat rendah. Karenanya, masyarakat sekitar sering memakai air dari telaga ini untuk kebutuhan sehari-hari.
Suasana di Telaga Pengilon
Selain itu, masyarakat sekitar mempunyai beberapa kepercayaan terkait dengan Telaga Pengilon. Didalam bahasa Jawa, kata “pengilon” artinya berkaca. Hal tersebut karena air di telaga ini sangat jernih, sehingga saat menatap ke permukaan telaga, bisa terlihat bagian dasarnya. Nama “pengilon” yang disematkan pada telaga ini juga dikaitkan dengan kepercayaan yang beredar di masyarakat. Bila ada orang yang mempunyai niat jahat, maka bayangannya di permukaan air ini akan terlihat buruk. Namun sebaliknya, jika ada orang yang mempunyai niat baik, maka bayangannya di permukaan air ini akan terlihat indah.
Kondisi air di telaga ini pun mempunyai arti bagi masyarakat sekitar. Jika air di telaga ini menjadi keruh, maka masyarakat sekitar percaya jika akan ada wabah penyakit yang akan menyerang.
Telaga Pengilon terletak di dalam Taman Wisata Alam Telaga Warna. Di area seluas 39,6 hektare ini, ada 2 (dua) telaga dan sebuah kompleks pertapaan. Kawasan ini dibuka dari jam 06.00 WIB hingga jam 18.00 WIB, dengan tiket masuk seharga Rp6.000.
Patut Kamu Baca:
- Umbul Sidomukti, Kawasan Wisata Alam di Semarang Jawa Tengah
- Little Netherland, Kota Lama di Semarang Jawa Tengah
- Pagoda Buddhagaya, di Watugong Semarang Jawa Tengah
- Tahu Gimbal, Makanan Khas Semarang Jawa Tengah
- Wisata Rawa Pening di Ambarawa Semarang Jawa Tengah
- Wisata Pantai Bandengan di Jepara Jawa Tengah
- Garang Asem, Makanan Khas Jawa Tengah
- Lumpia Semarang, Makanan Khas Semarang Jawa Tengah
- Wisata Sumur Jalatunda di Dieng Jawa Tengah
- Wisata Kawah Candradimuka di Banjarnegara Jawa Tengah
- Kampoeng Batik Laweyan, Kampung Batik di Solo Jawa Tengah
- 5 Situs Sakral di Pertapaan Mandalasari Dieng
- Wisata Taman Balekambang di Solo Jawa Tengah
- Ketoprak, Kesenian Opera di Tanah Jawa
- Desa Wirun, Desa Para Perajin Gamelan di Sukoharjo Solo Jawa Tengah
- Candi Dwarawati, Candi Tersembunyi di Dieng Jawa Tengah
- Wisata Telaga Warna di Dieng Jawa Tengah
- Galabo, Pusat Kuliner di Solo Jawa Tengah
- Watu Kelir, Tembok Bersejarah di Dieng Jawa Tengah
- Bukit Sikunir, Pesona Sang Surya Terbit di Dieng Jawa Tengah
- Wisata Telaga Merdada di Dieng Jawa Tengah
- Tuk Bima Lukar, Sumber Mata Air Sakral di Dieng Jawa Tengah
- Candi Borobudur, Candi Buddha di Magelang Jawa Tengah
- Candi Sewu, Candi Buddha di Jawa Tengah
- Wisata Telaga Balaikambang di Dieng Jawa Tengah
- Sate Kere, Makanan Khas Solo Jawa Tengah
- Wingko Babat, Makanan Tradisional Khas Indonesia
- Wisata Telaga Pengilon di Dieng Jawa Tengah