Tepat
pada pukul 10.00 pagi, yaitu di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan
56, teks proklamasi kemerdekaan RI ini dibacakan oleh Soekarno
didampingi oleh Hatta, lalu dilanjutkan oleh pidato tanpa teks oleh
Soekarno. Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI ini kemudian
diperdengarkan di radio nasional dan juga disambut suka-cita oleh rakyat
Indonesia. Bendera merah putih yang telah dijahit oleh Fatmawati sehari
sebelumnya dikibarkan seraya lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh semua
orang yang hadir disaat pembacaan teks proklamasi.
Untuk mengenang peristiwa bersejarah itu, saat ini kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan dijadikan Taman Proklamasi. Di taman ini juga berdiri 2 (dua) patung besar the founding fathers Republik Indonesia, yakni Soekarno dan Hatta, yang dibuat mirip disaat keduanya membacakan teks proklamasi.
Di antara kedua patung tersebut, ada duplikat teks proklamasi yang telah diketik. Di sekelilingnya, ada marmer yang menyerupai semburan air yang berjumlah 17 sebagai representasi tanggal kemerdekaan Indonesia. Marmer ini melambangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia yang tidak akan pernah berhenti.
Beberapa meter dari patung Soekarno dan Hatta, ada sebuah tiang berdiameter besar yang pada bagian atasnya ada ornamen berbentuk petir. Menurut pengakuan penjaga taman, tiang ini dinamakan Tugu Petir, biasa dipakai untuk mengibarkan bendera merah putih. Di tiang tersebut, tertulis Disinilah dibacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di jam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan juga Bung Hatta.
Di seberang Tugu Petir, ada monumen kecil berbentuk obeliks. Monumen satu ini dibuat sebagai peringatan satu tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Disisinya, ada plang yang bertuliskan Tugu Peringatan Satoe Tahoen Kemerdekaan Republik Indonesia. Disisi yang lain, ada tulisan Atas Oesaha Wanita Djakarta. Tepat di hadapan tugu tersebut, ada lapangan berukuran sekitar 10x10 meter.
Di seputaran tugu ini, kita akan menyaksikan taman dengan bunga-bunga yang sangat indah. Pohon-pohon besar membuat taman ini menjadi rindang dan teduh, cocok untuk menjadi tempat bersantai disiang hari yang terik. Masuk lebih ke dalam melewati jalan setapak, para pengunjung akan menyaksikan satu-satunya gedung yang ada di kompleks bersejarah ini. Gedung ini bernama Gedung Semesta, yaitu gedung yang dibuat untuk menandai dimulainya pelaksanaan dari pembangunan nasional semesta berencana.
Taman Proklamasi ini selalu ramai di akhir pekan. Pada pagi hari, taman ini juga sering dijadikan tempat berolahraga masyarakat yang ada disekitar lokasi. Setiap pada tanggal 17 Agustus dan tanggal-tanggal bersejarah lainnya, Taman Proklamasi ini selalu diramaikan oleh masyarakat dengan berbagai macam aktivitas yang menyenangkan, mulai itu dari lomba sampai pentas kesenian.
Sudah saatnya para generasi muda berperan aktif didalam menjaga dan memelihara taman bersejarah ini, sebagai bukti dari penghormatan terhadap para bapak bangsa yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Menjaga dengan cara menjadikan tempat ini sebagai tempat mengenang dan juga merenungkan kembali makna hakiki dari kemerdekaan Indonesia, memelihara dengan cara tidak menjadikannya untuk objek vandalisme. Jangan sampai Taman Proklamasi ini hanya menjadi pemanis kota dan juga seonggok bangunan yang tidak bermakna.
Untuk mengenang peristiwa bersejarah itu, saat ini kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan dijadikan Taman Proklamasi. Di taman ini juga berdiri 2 (dua) patung besar the founding fathers Republik Indonesia, yakni Soekarno dan Hatta, yang dibuat mirip disaat keduanya membacakan teks proklamasi.
Di antara kedua patung tersebut, ada duplikat teks proklamasi yang telah diketik. Di sekelilingnya, ada marmer yang menyerupai semburan air yang berjumlah 17 sebagai representasi tanggal kemerdekaan Indonesia. Marmer ini melambangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia yang tidak akan pernah berhenti.
Tugu Petir
Beberapa meter dari patung Soekarno dan Hatta, ada sebuah tiang berdiameter besar yang pada bagian atasnya ada ornamen berbentuk petir. Menurut pengakuan penjaga taman, tiang ini dinamakan Tugu Petir, biasa dipakai untuk mengibarkan bendera merah putih. Di tiang tersebut, tertulis Disinilah dibacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di jam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan juga Bung Hatta.
Di seberang Tugu Petir, ada monumen kecil berbentuk obeliks. Monumen satu ini dibuat sebagai peringatan satu tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Disisinya, ada plang yang bertuliskan Tugu Peringatan Satoe Tahoen Kemerdekaan Republik Indonesia. Disisi yang lain, ada tulisan Atas Oesaha Wanita Djakarta. Tepat di hadapan tugu tersebut, ada lapangan berukuran sekitar 10x10 meter.
Di seputaran tugu ini, kita akan menyaksikan taman dengan bunga-bunga yang sangat indah. Pohon-pohon besar membuat taman ini menjadi rindang dan teduh, cocok untuk menjadi tempat bersantai disiang hari yang terik. Masuk lebih ke dalam melewati jalan setapak, para pengunjung akan menyaksikan satu-satunya gedung yang ada di kompleks bersejarah ini. Gedung ini bernama Gedung Semesta, yaitu gedung yang dibuat untuk menandai dimulainya pelaksanaan dari pembangunan nasional semesta berencana.
Taman Proklamasi ini selalu ramai di akhir pekan. Pada pagi hari, taman ini juga sering dijadikan tempat berolahraga masyarakat yang ada disekitar lokasi. Setiap pada tanggal 17 Agustus dan tanggal-tanggal bersejarah lainnya, Taman Proklamasi ini selalu diramaikan oleh masyarakat dengan berbagai macam aktivitas yang menyenangkan, mulai itu dari lomba sampai pentas kesenian.
Sudah saatnya para generasi muda berperan aktif didalam menjaga dan memelihara taman bersejarah ini, sebagai bukti dari penghormatan terhadap para bapak bangsa yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Menjaga dengan cara menjadikan tempat ini sebagai tempat mengenang dan juga merenungkan kembali makna hakiki dari kemerdekaan Indonesia, memelihara dengan cara tidak menjadikannya untuk objek vandalisme. Jangan sampai Taman Proklamasi ini hanya menjadi pemanis kota dan juga seonggok bangunan yang tidak bermakna.
Patut Kamu Baca:
- Tari Hegong, Tarian Tradisional Dari Maumere Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
- Tari Hudoq, Tarian Tradisional Dari Kalimantan Timur
- Tari Gantar, Tarian Tradisional Dari Kalimantan Timur
- Tari Topeng Malangan, Tarian Tradisional Dari Malang
- Tari Burung Enggang, Tarian Tradisional Dari Provinsi Kalimantan Timur
- Tari Boran, Tarian Tradisional Dari Lamongan Provinsi Jawa Timur
- Danau Kembar di Solok Sumatra Barat
- Tari Bondan, Tarian Tradisional Dari Provinsi Jawa Tengah
- Taman Nasional Siberut Sumatra Barat
- Taman Nasional Bantimurung Sulawesi
- Tradisi Kenduri Laut, Tradisi di Tapanuli Tengah Sumatra Utara
- Tari Beskalan, Tarian Tradisional Dari Malang Provinsi Jawa Timur
- Tari Bedoyo Wulandaru, Tarian Tradisional Dari Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
- Tari Bedhaya Ketawang, Tarian Kebesaran Di Kasunanan Surakarta
- Tari Bambangan Cakil, Tarian Tradisional Dari Provinsi Jawa Tengah
- Tari Kinyah Mandau, Tarian Tradisional Dari Provinsi Kalimantan Tengah
- Tari Wura Bongi Monca, Tarian Tradisional Dari Bima Provinsi NTB
- Tari Woleka, Tarian Tradisional Khas Sumba Barat Daya Provinsi NTT
- Tari Tumatenden, Tarian Tradisional Dari Provinsi Sulawesi Utara
- Wisata Taman Nasional Baluran di Jawa Timur
- Wisata Pantai Pathek di Situbondo Jawa Timur
- Wisata Pantai Pasir Putih di Situbondo Jawa Timur
- Wisata Pantai Bama di Situbondo Jawa Timur
- Wisata Air Terjun Coban Baung di Pasuruan Jawa Timur
- Wisata Air Terjun Antogan di Banyuwangi Jawa Timur
- Ondel-Ondel, Kesenian Tradisional Dari Betawi
- Wisata Ziarah di Makam Pangeran Jayakarta Jakarta
- Wayang Golek Betawi, Kesenian Tradisional Betawi
- Sejarah Gereja Katedral Jakarta
- Taman Proklamasi, Wisata Sejarah di Jakarta