Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Rampak Bedug, Kesenian Tradisional Khas Banten


Cintaindonesia.web.id Rampak Bedug adalah kesenian memainkan alat musik bedug yang berasal dari Banten. Dalam pertunjukan Rampak Bedug ini para pemain bedug memaikannya dengan kompak sehingga akan menghasilkan suara yang indah dan juga enak didengar. Selain itu kesenian Rampak Bedug ini juga dikemas dengan gerakan-gerakan tari sehingga akan terlihat menarik dan atraktif.

Asal Mula Rampak Bedug

Menurut sejarah, kesenian Rampak Bedug ini tumbuh dan juga banyak berkembang di daerah Pandeglang, lalu menyebar ke daerah Banten lainnya. Sebelum adanya teknologi modern, alat musik bedug ini pada awalnya digunakan oleh masyarakat sebagai penanda untuk datangnya waktu sholat bagi umat Islam. Berawal dari kreativitas masyarakat disana, bedug ini dijadikan sebagai alat untuk menyemarakan dibulan Ramadhan. Secara berkelompok mereka memainkan bedug dengan berbagai irama dan juga kekompakan sehingga dapat menghasilkan suara yang enak didengar.

Kesenian ini kemudian berlanjut dengan sering diadakannya pertandingan diantar kampung. Selain sebagai sarana berkreasi, permainan bedug ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat khususnya disaat bulan suci Ramadhan. Karena merupakan kesenian yang sangat menarik, para seniman disana kemudian mengkreasikan dengan berbagai macam gerakan dan beberapa variasi dalam permainan bedug, sehingga dapat menghasilkan pertunjukan yang atraktif dan juga menarik. Kesenian ini juga mulai dikenal dan menarik hati masyarakat, sehingga pertunjukan ini secara rutin diadakan setiap tahunnya dan menjadi tradisi bagi masyarakat Provinsi Banten, khususnya di daerah Pandeglang.

Fungsi Rampak Bedug

Kesenian ini pada awalnya dibuat hanya untuk kepentingan religi saja, yakni sebagai sarana dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Tetepi karena kreativitas masyarakat, membuat pertunjukan ini menjadi lebih menarik dan juga dianggap sebagai karya seni yang patut untuk dihargai. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya kelompok-kelompok dalam kesenian Rampak Bedug yang melestarikan kesenian ini. Selain itu juga, kesenian Rampak Bedug ini tidak hanya ditampilkan untuk menyemarakan bulan suci Ramadhan saja, tetapi juga berbagai acara lainnya seperti festival budaya, penyambutan tamu penting, dan pada acara lainnya.

Pertunjukan Rampak Bedug

Pertunjukan Rampak Bedug

Pada awalnya kesenian ini hanya ditampilkan oleh para pemain laki-laki saja, namun saat ini kesenian Rampak Bedug juga ditampilkan oleh para penari perempuan. Kesenian ini biasanya ditampilkan oleh 10 (sepuluh) orang, yang diantaranya 5 (lima) orang laki-laki dan 5 (lima) orang perempuan. Namun ada pula yang menampilkan anggotanya lebih dari itu, tergantung dari penyajian pertunjukan yang akan ditampilkan.

Dalam pertunjukannya para pemain tidak hanya memainkan alat musik bedug saja, mereka juga akan melakukan berbagai gerakan tari yang membuat pertunjukan dalam kesenian ini semakin menarik. Pada gerakan dan juga permainan bedug ini tidak memiliki pakem tertentu, karena sebenarnya dalam kesenian rampak beduk ini bersifat kreativitas. Sehingga disetiap pertunjukannya akan muncul berbagai macam kreasi-kreasi baru dan juga unik yang ditampilkan oleh setiap kelompok, baik itu dalam segi gerakan, permainan bedug dan juga kostum yang digunakan oleh para pemain.

Kostum Pertunjukan Rampak Bedug

Kostum yang digunakan oleh para pemain Rampak Bedug ini biasanya adalah busana muslim dan muslimah yang dikreasikan. Dalam kreasi tersebut disetiap kelompok juga akan menambahkan berbagai macam penambahan unsur budaya, tradisional, dan juga modern, namun tidak melanggar unsur dari religius yang ada.

Perkembangan Rampak Bedug

Karena merupakan kesenian yang sifatnya kreastivitas, maka membuat kesenian Rampak Bedug ini dapat cepat berkembang. Terbukti dengan berbagai macam kreativitas unik yang ditampilkan oleh para seniman kesenian Rampak Bedug pada saat pertunjukannya. Hal tersebut lah yang membuat kesenian Rampak Bedug ini menjadi semakin kaya akan nilai seni, tetapi tetap mempertahankan nilai keagamaan didalamnya.



Patut Kamu Baca:

Post a Comment