Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Macam Teknik Memainkan Alat Musik Gandrang

Macam-Macam Teknik Memainkan Alat Musik Gandrang

Cintaindonesia.web.id Gandrang adalah salah satu alat musik tradisional dari Sulawesi Selatan. Ada banyak sekali cara yang dapat digunakan dalam memainkan gandrang, dengan variasi bunyi serta perpindahan irama yang lambat maupun cepat. Berikut ini adalah beberapa pola permainan alat musik Gandrang :

1. Tunrung Pakanjarak

Tunrung Pakanjarak atau tabuh amuk ini adalah tetabuhan gandrang yang umumnya dipakai sebagai pembuka di dalam berbagai rangkaian acara. Tabuhan yang terdengar sangat nyaring dan juga cepat dapat membuat perhatian para penonton langsung tertuju kepada mereka. Pola permainan ini umumnya menjadi pengiring pada permulaan acara pertunjukan seperti tari-tarian tradisional, peresmian acara-acara tertentu, dan acara festival-festival, namun tidak ditabuh pada saat upacara kematian. Pola tabuhan yang sedikit lebih panjang bisa kita jumpai pada upacara adat perkawinan dan juga sunatan. Gandrang pada pesta perkawinan memang umumnya dimainkan sepanjang hari dan terutama sekali ditabuh pada saat para tamu undangan telah berdatangan.

Pola dari permainan Tunrung Pakanjarak adalah dimulai dengan pukulan gandrang utama yang lalu diikuti oleh gandrang pendukung, umumnya setelah bagian pembuka yang dimainkan sekali ataupun dua kali.

2. Tunrung Pakballe

Permainan tunrung pakballe sangat erat kaitannya dengan stratifikasi sosial dari masyarakat Makasssar. Tingkatan sosial ini dikenal dalam 3 (tiga) macam, yaitu ana’ karaeng, golongan bangsawan dan juga kerabat dekat raja yang menempati tingkatan teratas didalam masyarakat, serta menguasai urusan dari pemerintahan dan ekonomi masyarakat. Tu maradeka ini berada pada tingkatan ke-2, terdiri dari orang-orang yang bukan tergolong dari kerabat kerajaan, mampu bekerja dan dapat menghidupi diri mereka sendiri. Golongan ketiga adalah ata, yaitu hamba sahaya yang dapat diperintah oleh tingkatan pertama dan kedua, yang menjadi abdi umumnya dikarenakan terbelit hutang atau peraturan adat. Tu maradeka dalam tingkatan masyarakat dapat memainkan 3 (tiga) permainan gandrang yakni tunrungrua (pola permainan rua), tunrung pakanjaraklangkarak (pola permainan lambat), dan juga tunrung pakanjarakkapalak (pola permainan cepat). Ketiga pola tabuhan ini dimainkan secara runut didalam ritual adat dan dilengkapi oleh sesajen. Dalam permainan ini, instrumen yang digunakan adalah puik-puik, sepasang gandrang, dan gong, sedangkan pada alat musik kattok-kattok tidaklah dipakai.

3. Tunrung Salonreng

Tunrung jenis ini merupakan musik pengiring dalam mengiringi tari salonreng yaitu tari selendang yang dimainkan oleh 6 (enam) orang perempuan dan 6 (enam) orang laki-laki. Tarian ini umumnya dipertunjukkan pada saat upacara syukuran seperti kesembuhan dari penyakit, pesta panen, dan pelepasan hajat. Tarian ini ditujukan untuk pengantar supaya roh dari kerbau yang disembelih pada saat hajatan yang dimaksud bisa beristirahat dengan tenang. Tempo irama dari pola tunrung jenis ini adalah lambat dan jarang, mempunyai kemiripan dengan pola tabuhan pada pola tunrung pakballe.

4. Tunrung Pole Sumanga

Pola tabuhan inilah yang umumnya digunakan dalam memanggil para penari pakarena untuk memasuki panggung. Pola Tunrung Pole Sumanga ini sekaligus digunakan sebagai media dalam memberi tanda bagi masyarakat luas akan diadakannya hajatan atau pesta adat disuatu tempat. Pole sumanga ini sendiri artinya adalah munculnya semangat, dimaksudkan untuk membangkitakan gairah dan juga semangat bagi yang mendengarkannya sehingga bersedia ikut berpartisipasi dalam suatu acara. Kemeriahan suasana sering kali begitu terasa pada saat bunyi gandrang mulai diperdengarkan, dengan tempo yang tidak cepat sehingga tidak menguras energi para penabuh jika akan memainkannya dalam jangka waktu yang lama.

5. Tunrung Renjang

Tunrungrenjang adalah pola tabuhan yang bertempo lambat dan digunakan untuk mengiringi arak-arakan dari pesta adat termasuk diantaranya yang menjadi iringan para rombongan pengantar pengantin pria pada saat menuju ke rumah mempelai perempuan. Pola ini juga dipakai di upacara Appasili, yaitu sebuah ritual siraman bagi seorang calon pengantin dalam membersihkan jiwa dan juga raganya dari segala serangan sihir serta guna-guna yang dapat merusak dirinya.

6. Tumbuk

Tumbuk adalah pukulan dengan tangan kosong pada bagian kepala gendang yang lebih besar yang pada biasanya diletakkan disebelah kiri dari penabuh. Seorang penabuh gandrang bisa mengkombinasikan 2 (dua) pola menabuh gendang sekaligus, yakni tumbuk dan tunrung, sehingga akan menghasilkan harmonisasi irama yang dinamis diantara keduanya.

Patut Kamu Baca:

Post a Comment