Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Tari Kethek Ogleng, Tarian Tradisional Dari Jawa Timur


Cintaindonesia.web.id Tari Kethek Ogleng adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Tarian ini merupakan tarian yang gerakannya menirukan tingkah laku dari kethek (kera). Dalam pertunjukannya, Tari Kethek Ogleng ini dipentaskan oleh 4 (empat) orang penari, yaitu 3 (tiga) orang penari perempuan dan seorang penari laki-laki yang berperan sebagai manusia kera.

Tarian ini diawali dengan masuknya ketiga para penari wanita kedalam panggung. Kemudian 2 (dua) dari ke-3 (ketiga) para penari perempuan tadi memerankan sebagai dayang-dayang dan seorang penari perempuan satunya memerankan sebagai putri Dewi Sekartaji, yaitu putri Kerjaan Jenggala, Sidoarjo. Sedangkan pada penari laki-laki berperan sebagai Raden Panji Asmorobangun yang berasal dari kerajaan Dhaha Kediri.

Tari Kethek Ogleng, Tarian Tradisional Dari Jawa Timur
Pertunjukan Tari Kethek Ogleng

Awalnya, tarian ini ditarikan oleh masyarakat Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Dengan menceritakan kisah dari Raden Asmorobangun dan Dewi Sekartaji yang keduanya saling mencintai dan kemudian bercita-cita ingin membangun kehidupan yang harmonis dalam sebuah keluarga.

Namun, Raja Jenggala, yaitu ayahanda Dewi Sekartaji, memiliki keinginan untuk menikahkan Dewi Sekartaji dengan seorang pria pilihannya. Ketika Dewi Sekartaji ini tahu akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan dari ayahnya, kemudian diam-diam Dewi Sekartaji meninggalkan Kerajaan Jenggala tanpa sepengetahuan dari sang ayah dan seluruh orang yang ada di kerajaan.

Malam hari, sang putri berangkat bersama dengan beberapa dayang menuju ke arah barat. Berita perginya Dewi Sekartaji itupun sampai ketelinga Raden Panji. Raden Panji pun bergegas mencari kekasihnya, ditengah-tengah perjalanan dia singgah di sebuah rumah seorang pendeta. Sang Pendeta tersebut menyarankannya untuk pergi ke arah barat, dengan menyamar sebagai sesosok kera. Sedangkan Dewi Sekartaji yang menyamar sebagai Endang Rara Tompe berusaha naik gunung dan beristirahat disuatu daerah dan memutuskan untuk menetap disana.

Tempat tersebut tidak jauh dari keberadaan Raden Panji. Keduanya pun bertemu dan saling bermain dan kemudian menjadi akrab. Awalnya keduanya saling tidak mengetahui penyamaran masing-masing. Didalam gerakan tari, kejadian tersebut diwakili dengan masuknya seorang manusia Kera ke dalam panggung pentas yang menemui Endang Rara Tompe dan kedua para pengawalnya. Gerakan manusia Kera (kethek) melompat-lompat kesana kemari, gerakan berguling-guling menggambarkan sebuah persahabatan yang akrab.

Tarian ini diakhiri dengan gerakan dari Endang Rara Tompe yang menaiki manusia kera dan kemudian berakhir dengan persatuan keduanya, sambil kedua para dayangnya memegangi sang Dewi Sekartaji. Dalam ceritanya, setelah pertemuan tersebut Endang Rara Tompe mengubah perwujudannya menjadi Dewi Sekartaji dan manusia kera berubah menjadi Raden Panji Asmorobangun. Keduanya pun kembali ke kerajaan Jenggala untuk melangsungkan sebuah pernikahan.


Patut Kamu Baca:

Post a Comment