Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta


Cintaindonesia.web.id - Tidak jauh dari Taman Suropati, Provinsi Jakarta, ada sebuah bangunan yang saat ini difungsikan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Gedung ini didirikan sekitar tahun 1920-an dan dibangun oleh arsitektur berkebangsaan Belanda yang bernama JFL Blankenberg. Berdasarkan dari catatan pengelola museum, bangunan Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini didirikan di atas lahan seluas 3.914 m2 dengan luas bangunan hingga mencapai 1.138 m2.

Berada di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta Pusat, bangunan Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini mempunyai sejarah kepemilikian yang panjang. Pada tahun 1931, bangunan ini sempat dimiliki oleh PT Asuransi Jiwasraya yang sebelum akhirnya jatuh ke British Konsul General saat perang pasifik dimulai. Perpindahan kepemilikan terus berlangsung sampai Jepang datang dan menduduki Indonesia.

Ketika Jepang menduduki Indonesia, gedung ini dipakai sebagai tempat tinggal Laksamana Muda Tadashi Maeda, yaitu seorang kepala kantor perhubungan angkatan laut dan juga angkatan darat Jepang. Setelah Jepang takluk dari sekutu dan kemudian Indonesia merdeka, maka gedung ini dialihfungsikan menjadi markas tentara Inggris. Hingga kemudian, pada tahun 1982, gedung ini dijadikan perkantoran dari karyawan Perpustakaan Indonesia.

Mengingat peran pentingnya didalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia, maka pada November 1992, berdasarkan dari SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, gedung yang pernah menjadi tempat tinggal dari Laksamana Maeda ini dijadikan museum warisan peninggalan sejarah. Museum itu diberi nama "Museum Perumusan Naskah Proklamasi".

Buka setiap hari kecuali pada hari Senin, Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini menyajikan kisah seputar detik-detik proklamasi kemerdekaan. Memasuki museum, para pengunjung akan menemukan ruangan utama. Ruangan ini dahulu dipakai sebagai ruang diplomasi antara negara Indonesia dengan Belanda pascakemerdekaan RI. Pada bagian sisi kiri pintu masuk, ada ruangan yang dahulu dipakai sebagai tempat merancang konsep teks proklamasi kemerdekaan, yang lalu ditulis pada secarik kertas oleh Soekarno.

Suasana di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Di bawah tangga, ada sebuah ruangan kecil yang dahulu dipakai sebagai tempat Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi yang ditemani oleh BM Diah. Sementara, memasuki ruangan yang lain, para pengunjung akan menemukan ruang pengesahan dan juga penandatanganan konsep naskah proklamasi. Untuk memberi kesan nyata mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi, pihak pengelola museum menghadirkan berbagai macam diorama dengan ukuran satu banding satu. Salah satunya yaitu diorama yang menggambarkan Soekarno, Hatta, dan juga Ahmad Soebardjo yang sedang menandatangani naskah proklamasi.

Menaiki tangga yang bergaya art deco, para pengunjung akan tiba di lantai dua. Di lantai ini, ada berbagai benda bersejarah seputar masa pergerakan. Benda-benda yang tersimpan sangat rapi di dalam etalase tersebut diantaranya adalah cetakan poster bergambar Soekarno, pakaian yang pernah dipakai Laksamana Maeda, hingga jam tangan dan kacamata Soekarno. Sementara pada dinding-dinding ruangan ini dihiasi oleh nukilan-nukilan sejarah masa pergerakan sampai detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan. 

Hanya dengan membayar Rp2.000, para pengunjung sudah dapat menikmati pengetahuan sejarah seputar perumusan naskah proklamasi. Beralamat di kawasan Menteng, Jakarta, museum ini dikelilingi oleh pepohonan besar sehingga nampak rindang dan juga teduh. Mengunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan para pendiri bangsa kepada para generasi penerus, sehingga mampu meningkatkan wawasan kebangsaan serta merevitalisasi kembali arti nasionalisme.




Patut Kamu Baca:

Post a Comment